tulicious

Kejadiannya udah lama sebenernya.Waktu itu gue lagi di bioskop buat nonton Fast and Furious 6 untuk ketiga kalinya.Dengan tampilan yang udah mirip banget udelnya Vidi Aldiano,gue masuk ke bioskop….sendirian. 13.05 – lima menit sebelum film dimulai   “Popcornnya kakak..popcornnya” teriak mas popcorn.Ia berjalan mendekat ke gue dari sebelah kiri.Sementara disebelah kanan gue sedang ada sepasang kekasih yang lagi glendotan .Mendadak gue pengen banget bioskop ini atapnya lepas kebawa angin biar hujan deras diluar sana bisa masuk ke bioskop.Mereka berdua basah,pulang,dan gue bahagia. Tapi gue tahu itu percuma.Akhirnya,gue harus menggeser badan ke sebelah kiri biar nggak ngiri dan berusaha agak menjauh walaupun suara-suara manja mereka tetep aja kedengeran sama gue. “Mas,popcornnya mas? Lumayan buat cemilan waktu nonton entar?” tanya mas popcorn ke gue.Dengan sopan,gue menggeleng halus.Selain udah kenyang,gue juga nggak terlalu suka popcorn.Gue lebih suka es c...

                                                                                                                                        1 Agustus 2013 “Beneran dek!”   jelas supir taksi Express dengan semangat. ”Abis saya cium kaki ibu saya,cuci kaki beliau terus saya minum air bekas cuciannya.Nggak lama kemudi...

Kali ini tulisan gue serius.Lagi nggak mau bercanda.Bukan! gue bukan abis dimarahin sama pak haji gara-gara nyolong sendal dimesjid atau ketahuan godain santriwati-santriwati imut yang lagi pada ngaji.Tapi gue abis tercerahkan sama salah satu buku yang baru gue baca di gramedia hari ini.Iya,gue kalo ke gramedia emang jarang beli buku.Gue lebih suka ngebukain segel buku terus gue baca muehehe. Buku yang gue baca adalah buku karangan Muhammad Assad.Oiya,untuk buku yang ini gue beli.Soalnya emang gue suka tulisan-tulisannya.Bagi yang nggak tahu bukunya kayak apa,ini gue kasih penampakannya: Isinya simple.Berkisah tentang perjalanan penulisnya yang berjuang untuk dapet beasiswa sama kehidupan kuliahnya diluar negeri yang dikemas kayak komik.Setelah gue baca buku ini,ada satu poin penting yang gue dapet,yaitu tentang syukur.Gue jadi belajar lagi tentang kebersyukuran.Sepertinya sudah lama gue nggak mengerti arti akan bersyukur.Sudah nggak teringat lagi kapan terakhir gue ...

“ It doesn’t matter how fast or slow you are,just RUN and FINISH what you have started” — GarudaFinisher Quote itu gue lihat di baju salah satu peserta Independence Day Run kemarin,25 Agustus 2013 di Silang Monas,Jakarta.Event yang diadain Bank BRI dan Komunitas lari Garuda Finisher ini mampu menyedot 45.000 peserta yang terbagi dalam dua kategori lari,yaitu 8k sama 17k.Jangan tanya gue itu nyedotnya pake apa,gue juga bingung soalnya. Gue? Ooh,jelas gue lari juga.Sebagai pemuda yang gagah nan atletis,gue selalu meyempatkan diri gue buat olahraga untuk menjaga bentuk tubuh dan kesehatan.Gue nggak mau dong,badan gue yang udah kayak Denny Sumargo ini jadi kendor bin ngampleh. Nah,salah satu olahraga yang sekarang gue geluti adalah lari.Kenapa lari? Karena lari merupakan olahraga yang gampang,murah juga nggak ribet.Hanya bermodalkan kaki,lo udah bisa ngeluarin keringet dan tentunya sehat. Semua peserta yang hadir di Independence Day Run kemaren cukup banyak dan antusias.Se...

13:14 siang Depok,Jawa Barat Kokom tersigap.Jantungnya dag dig dug kayak lagu Blink.Matanya merem-melek nggak karuan.Keringat dingin menetes dari pori-pori kulitnya.Matanya tajam.Dalam.Seakan ingin menerkam.Entah apa yang dilihat Kokom.Gue perhatikan matanya mengarah ke satu titik didepan.Nggak kedip.Pandangannya mengarah ke toko couple t-shirt,mug sama jaket-jaket baseball Korea yang ada tepat didepan dia.Beberapa saat kemudian gue baru paham.Dengan lembut nan romantis gue pegang bahu Kokom yang lebar kayak penggilesan. “Kamu mau kaos itu ya?” Kokom nggak bereaksi.Matanya nanar melihat kedepan tanpa merhatiin gue sedikitpun.Air liur nya mulai menetes. “Kom,kamu kok ditanyain diem aja? kamu mau yang.....” dengan satu gerakan jari , kokom menyuruh gue buat diem.Jari telunjuknya yang segede arem-arem tepat jatuh dibibir gue.Lalu dengan mata yang kayak anak kecil liat mainan ia menunjuk-nunjuk mug bergambar cowok bermata sipit yang dipajang di etalase kaca toko tersebut. ...

Gue terkadang bingung sama orang-orang yang waktu mudik ke desanya masing-masing langsung sibuk bikin status diberbagai sosial media:  ” Aduh sinyal bakalan susah nich..”. “Walah bakalan nggak ada mal nih..” “nggak ada air nich...”  dan lain sebagainya. Padahal—menurut gue—semua  “keterbatasan” itu merupakan seni dari pulang ke kampung yang sesungguhnya.Saat pulang kampung,tentunya kita mengharapkan sesuatu yang baru dan belum pernah kita rasakan di kota.Makanya kalo ada orang yang kampungnya udah berubah jadi kota,nyari mall nggak susah,air udah nggak dingin terus sinyal hape udah pada HDSP maka pulang kampungnya jadi kurang menarik lagi.Karena “keterbatasan” itu justru yang membuat pulang kampung semakin menarik. Contohnya gimana waktu itu,waktu gue dikampung,gue harus rebutan sama sapi buat minum.Gue harus pake baju berlapis-lapis kayak tango biar anget dan bahkan ada disalah satu rumah saudara gue disana,gue harus pipis di kandang kambing gara-ga...

"Tulisan ini untuk ikut kompetisi @_PlotPoint: buku Catatan si Anak Magang Film "Cinta Dalam Kardus" yang tayang di bioskop mulai 13 Juni 2013."   Iphone gue bergetar dua kali.Sebuah message dari Mega membuat hati gue kembang kempis nggak karuan. Fik,gue tunggu di XXI tempat biasa yah,ada film bagus.Temenin gue nonton ya J Cuma 15 kata,tapi cukup membuat gue bertahan dikamar mandi selama dua jam.Gue ingin tampil seganteng mungkin didepan Mega. Everything must be perfect. Sebelum berangkat gue lihat lagi pesan dari dia.Mau dilihat dari manapun kalimatnya tetap sama.Dimiringin 45 derajat.Dilihat pake lup.Diterawang dibalik cahaya lilin.Diterangin pake senter.Dilihat sambil sisiran atau sambil makan kacang,pesannya tetap nggak berubah.Dia ngajak gue nonton.Indah,bener-bener indah. Gue duduk sendirian di lobi bioskop XXI.Dengan penampilan yang udah dimirip-miripin Joe Taslim,gue menunggu Mega yang lagi kekamar mandi.Ditangan gue udah ada tiket non...

K enapa Lionel Messi bisa begitu “alien”? M engapa Taufik Hidayat bisa melakukan backhand,forehand, bahkan  pukulan lewat selangkangan dengan mudah? Atau kenapa pak Habibie bisa begitu pintar sampai bisa bikin pesawat pertama Indonesia? Jawabannya bukan karena Messi emang alien atau bukan juga selangkangannya Taufik punya mata.Tapi jawabannya cuma satu: habits! Ya,habits atau kebiasaan.Gue dapet ilmu ini udah lama sebenernya.Tapi baru bener-bener meresapinya akhir-akhir ini. Orang-orang luar biasa diluar sana sesungguhnya merasa biasa dengan kemampuan luar biasa mereka.Karena mereka semua telah melatih kemampuan itu ratusan bahkan ribuan kali.Salah satu penelitian menyebutkan bahwa pemain basket profesional yang mempunyai akurasi lemparan 85% sesungguhnya telah melakukan setidaknya 500.000 lemparan sepanjang karir basketnya.Didalam dunia olahraga, ini disebut dengan muscle memory .Kemampuan otot tubuh manusia untuk “mengingat” apa yang telah dilakukannya.Dan t...

Saat lo berfikir semuanya berakhir dan nggak ada jalan lagi.Saat lo beranggapan udah nggak ada cara dan waktu  buat menyelesaikan masalah lo.Saat soal fisika UN sudah terlalu susah.Maka semua itu salah besar.Tidak ada hal apapun didunia ini yang tidak bisa dicari penyelesaiannya.Tidak ada gunung yang terlalu besar untuk didaki dan tidak ada lautan yang terlalu luas buat diseberangi.Sadis! Berubah merupakan  satu-satunya cara untuk bisa keluar dari segala kesulitan yang kita alami.Berubah menjadi pribadi yang lebih baik,produktif dan juga bermanfaat.Kalimatnya si simple.Cuma B-E-R-U-B-A-H.Tapi pelaksanaannya bisa sangat sulit dilakukan kalo kita nggak punya komitmen yang kuat. Tulisan ini gue buat karena terinspirasi sama wallpaper laptop gue sendiri.Kayak gini ni penampakannya: Jadi ceritanya gini… Hari itu matahari bersinar terik tanpa ampun.Membuat tubuh atletis nan rupawan gue ini berkeringat.Gue yang tadinya mau nulis jadi ...